UKMKOTAMEDAN.COM, MEDAN-Ada pemandangan menarik dan spesial dalam rombongan mobil mobil wisata edukasi entrepreneurship (Mowiee) pertama di Indonesia, Sabtu (24/11/2018).

Pasalnya, terlihat anak-anak dan guru tunanetra yang berjumlah 11 orang sangat antusias ikut Mowiee. Meski terlahir tidak melihat, namun keinginan mereka untuk terus belajar dan mengenal kota Medan sangat besar.

Bahkan mereka menikmati sekali saat pemandu rombongan menjelaskan satu persatu lokasi wisata, ditambah singgah ke Sentra UMK. Dimana mereka diajarkan bagaimana membuat produk.

"Sangat senang, enjoy bisa keliling Kota Medan. Walau kami enggak bisa melihat, kami bisa merasakannya," ujar Marilyn, Guru Pendidikan Dwi Tuna Harapan Baru, Minggu (25/11/2018).

Marilyn menjelaskan. membawa tiga orang murid dari sekolah mereka yang ada di Glugur bersama guru-guru tunanetra lainnya.

"Ini baru pertama kali naik mobil wisata seperti Mowiee. Kami sebenarnya punya program juga mengunjungi tempat bersejarah dan wisata tapi kami biasanya jalan, tidak naik mobil seperti ini. Jadi kami sangat senang," ungkapnya.

Ke depannya, Marilyn berharap Mowiee bisa menjadi jawaban bagi warga Medan yang ingin lebih mengenal kotanya sendiri.

"Yang kami jalani, Mowiee sudah sangat bagus, karena guidenya juga bisa mengerti kami," jelasnya.

Dalam kegiatan ini, rombongan dibantu oleh tour guide, Nani Adriani.

"Ini pengalaman berbeda buat saya, karena tamunya kali ini spesial. Jadi, saya ditantang bagaimana menjelaskan suatu lokasi wisata atau tempat yang kami lewati kepada mereka dan bagaimana mereka bisa merasakan dan tergambar di benak mereka," ungkapnya. "Perjalanannya berlangsung menarik, dan semuanya senang," ujar Nani yang tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sumut.

"Semoga ke depan Mowiee bisa berkembang dengan lebih baik lagi," ucapnya.

Founder Mowiee, Alween Ong menyebutkan ini adalah bagian dari program Social Care Mowiee. Alween mengatakan kehadiran para tunanetra membuat pihaknya sangat senang sekaligus mengajarkan arti bersyukur.

"Kemarin saya belajar banyak hal dari kakak, abang, adik yang merupakan sahabat istimewa kami,"ujarnya.

Beberapa dari mereka terlahir dengan keadaan disabilitas, adapula yang ketika dewasa terserang virus namun kondisi tersebut tidak membuat mereka berputus asa. Diantara mereka ada yang guru mengaji, guru sekolah, guru music, pemain musik dan prestasi luar biasa lainnya. Perjuangan mereka membuat salut, mereka terlihat begitu antusias dan bersemangat ketika praktek membuat souvenir di Sentra UMK.

"Semoga ini berkah dan bermanfaat bagi saudara-saudara dan kita semua," ujarnya. (UKM02)