Pensiun dari Pegawai, Pria Ini Pilih Lestarikan Batik Lokal Medan yang Indah

Pensiun dari Pegawai, Pria Ini Pilih Lestarikan Batik Lokal Medan yang Indah

Diposkan: 02 Oct 2019 Dibaca: 930 kali


UKMKOTAMEDAN.COM, MEDAN- Batik merupakan kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau melukiskan berbagai motif kaya makna ke atas kain. Batik juga merupakan salah satu ciri khas Indonesia dan kekayaan lokal yang didalamnya memiliki nilai-nilai budaya, tradisi juga identitas.

Untuk itu, Indonesia harus melestarikan batik agar tidak diambil oleh orang lain. Ini pulalah yang membuat tekad pria bernama Reza Ansari (39) warga Jalan  Gunung Mahameru No 2 membangun usaha batik.

Mengusung brand Batik Siti Khadijah, Reza tamatan Teknik Elektro 1998 UISU ini mengatakan usaha batiknya berdiri pada Mei tahun 2018 lalu.  Ia mulai merintis saat ia resmi pensiun menjadi seorang pegawai.

"Setelah resmi pensiun dini dari pegawai mencoba merintis usaha batik," jelasnya.

Adapun alasannya memilih usaha batik dikarenakan ia menilai usaha batik di Kota Medan merupakan usaha yang cukup langka. Sehingga iapun terinspirasi dan berketepatan ia memiliki hobi grapis.

"Usaha batik itu langka di Medan, maka itu saya mencoba dan belajar membuat batik," ungkapnya lagi.


Untuk memantapkan usahanya, sebelumnya ia mengaku tidak sama sekali punya keahlian batik nekad menempuh belajar membatik di kota pelajar, Yogyakarta yang juga terkenal dengan batik dan banyaknya pengrajin batik.

"Saya itu enggak ada keahlian khusus tentang batik sebelumnya, jadi saya belajar ke Jogja," ucapnya.


 Awal ia merintis ia membuat Batik Medan, batik dengan motif icon-icon Medan. Mulai masjid raya, kantor pos, tugu sib, dan gedung bank Indonesia. Saat itu dikatakanya sedang trend motif icon Medan. Seiring waktu banyak pesanan, iapun merekrut tenaga kerja untuk membantu usaha batiknya.


"Akhirnya saya punya galery kecil kecilan di Jalan Gunung Mahameru No 2 Medan Timur," kata Reza lagi.

Perbedaan batik Siti Khadijah dengan lainnya adalah ia menggunakan cap kertas sedangkan lainnnya masih menggunakan cap tembaga, pastinya ia lebih hemat.

"Pemasaran batik kita ini masih di lokal dan luar Sumatera saja, tetapi hanya beberapa karena ada tamu dari luar yang singgah ke galery  untuk belanja,  tapi kami belum memasarkanbya  ke luar Sumut," tegasnya.


Batik-batik yang cantik nan eksotis miliknya itu dibanderol dengan harga yang bervariatif dimulai harga Rp150 ribu sampai Rp500 ribu.

Ayah dari 4 orang anak ini mengaku untuk membuat motif batik ia tidak terpaku pada satu jenis motif saja, melainkan sangat bervariasi, motif batiknya bisa terinspirasi oleh apa saja yang ia lihat.

Sumatera Utara dikatakannya sangat berpeluang besar usaha batiknya, hanya saja sejauh ini kendala usaha ini sulitnya mendapatkan bahan baku seperti kain, pewarna juga lilin batik. Ia mengaku saat ini harus memesan dari pulau Jawa. Untuk memudahkan pengrajin mendapatkan bahan baku ia menyarankan di Sumut  Dibuatkan koperasi atau sejenisnya.

Dan terkait hari batik yang sebentar lagi akan diperingati di Indonesia, ia meminta agar terus melestarikan budaya batik lokal dan nusantara agar tidak diklaim bangsa lain.

Dan suami dari Vomy ini mengharapkan usahanya bisa membuka lapangan pekerjaan buat masyarakat yang membutuhkan. (UKM06)


Tags

0 Komentar

* Nama
* Email
  Website
* Komentar Note: HTML tidak diterjemahkan!
Masukkan kata ke dalam box:
Portal UKM Kota Medan © 2025. Alcompany Indonesia.
All Rights Reserved