UKMKOTAMEDAN.COM, MEDAN-Membangun bisnis bersama sahabat yang satu visi misi bisa menjadi pilihan. Semisal merintis usaha kopi dengan mereka-mereka yang juga menyenangi kopi.

Pun, sama-sama peminum kopi, memiliki passion di kopi dan ingin memulai bisnis kedai kopi ternyata bukan satu-satunya faktor yang membuat bisa ‘selamat’ dalam membangun bisnis coffee shop. Karena jika tak benar-benar memiliki komitmen, misi, tujuan dan strategi yang benar, tak hanya bisnis yang hancur, persahabatan pun ikutan karam.

Nah, lima sahabat yang juga anak muda ini nekat membangun bisnis dengan modal patungan dan berharap bisnis mereka bisa jalan dengan baik dan juga memiliki misi ingin memperkenalkan kopi terbaik ke khalayak banyak, khususnya warga Medan.

Dengan nama Kopi Pagi, lima sahabat yang terdiri dari  Eric Wiryanto, Irwan Sastra, Wilvian, Andri Abadi dan Erwin  itu justru bersemangat meski Kopi Pagi terbilang baru berdiri di Jalan  Kolonel Sugiono No.10B tepatnya di belakang kantor BNI Wilayah.

Salah seorangnya Eric Wiryanto (29)  mengaku kafe Kopi Pagi didirikan berkat ia dan para sahabatnya suka nongkrong di kedai kopi, sama-sama hobi kopi. Lalu ia pun belajar kelas barista di Jakarta untuk memantapkan keahliannya dalam meracik kopi. Sebab pada sebuah Coffee shop sangat dibutuhkan pelatihan barista guna mendapatkan racikan kopi yang berkualitas tentunya yang disukai oleh konsumen.

"Saya belajar kelas barista di Jakarta tahun 2018, waktu itu saya masih kerja kantoran  di sebuah pabrik. Kemudian karena teman-teman ngajak mencoba merintis bisnis kafe, akhirnya Kopi Pagi pun terwujud. Karena  mereka tidak terlalu fokus jadi saya yang handel," ungkap pria yang  akrab dengan sapaan Eric.

Dikatakanya, Kopi Pagi ini  dihadirkan dengan konsep ingin  mengenalkan kopi yang benar-benar bagus bagi masyarakat Medan.

"Jadi kita tidak terlalu banyak cemilan. Karena memang kita ingin dikenal kopinya," ujar pria lajang ini.

Nah, ia juga menjelaskan bahwa keistimewaan kopi di Kopi Pagi yakni menggunakan kopi full Arabika. Dimana aromanya sangat  harum. Dan diminum tidak terlalu berat. Dan  masih bisa di konsumsi bagi yang tidak penyuka kopi.

Untuk memberikan kenyamanan bagi penikmat kopi, pihaknya sangat memperhatikan kenyamanan dimana terdapat fasiltas  WiFi, AC dan  ruang terbuka semi outdoor bagi yang suka berswafoto.

"Disini siitemnya self servis (pesan, bayar lalu pesanan jemput sendiri).  sistem ini dipilih karena pihaknya menyadari bahwa masyarakat kini sudah mandiri.

"Kita menyadari masyarakat sekarang sudah mandiri. Bahkan saat ini dikatakan sedang galak galaknya sistem self service begitu juga dengan budaya buang sampah sendiri.

Eric juga mengatakan ia dan 5 sahabatnya merintis usaha ini dengan modal yang terbilang cukup besar.

"Modal kita merintis bisnis ini mencapai Rp  100 juta lebih. Kita berkeinginan bisnis ini makin dikenal dan awet. Kalau 1 atau 2 tahun itukan tidak sehat. Saya dan teman teman ingin ini ada cabangnya. Ditargetkan 2 tahun sudah punya cabang dan pinginnya di luar kota," papar anak pertama dari dua bersaudara ini.

Untuk pasarnya sendiri, diakuinya menyasar semua kalangan dan sejak buka dalam sehari konsumen datang bisa lebih dari 60 costumer. Kalau akhir pekan lebih dari 100-an customer.

Dikesempatan itu, Eric asal Kota Tebing Tinggi mengaku memilih berwirausaha karena ia bisa memilih bidang yang ia sukai. Jadi lebih nyaman dan waktu lebih fleksibel.

Alumni Teknik USU ini mengharapkan agar pemerintah memberikan informasi tentang wirausaha dan harus lebih terbuka apalagi seperti dirinya yang terbilang wirausahawan muda yang butuh juga dukungan pemerintah. (UKM06)