Kembangkan Usaha Milik Orang Tua, Ekspor Rempah Ade Nasrina Hingga ke Maroko

   Kembangkan Usaha Milik Orang Tua, Ekspor Rempah Ade Nasrina Hingga ke Maroko
Ade dan kedua buah hatinya.

Diposkan: 12 Oct 2018 Dibaca: 1829 kali


UKMKOTAMEDAN.COM, MEDAN- Pemanfaatan peluang dengan tepat merupakan jalan mencapai kemajuan. Sekecil apapun kesempatan tersebut, tetap sangat berharga.

Seperti yang dilakukan Ade Nasrina Hasibuan (35 tahun), CEO CV. Rulina Persada Lestari, perusahaan yang beralamat di Jalan Kapten Jamil Lubis Medan, eksportir rempah-rempah dan pupuk NPK Komplet Organik. Berawal dari memanfaatkan usaha ekspor sapu lidi milik orang tuanya, ibu dua anak itu meniti karirnya sebagai pengusaha.

"Dulu, orang tua saya kan di PTPN III, ekspor sapu lidi di tahun 1990. Terus karena dari situ sudah ada perusahaan kenapa tidak dikembangkan? Mulailah pupuk. Setelahnya, ada yang punya minta tolong minta jualkan hasil buminya, cengkeh, jahe, sawit. Kita bereksperimen semua," ujarnya kepada ukmkotamedan.com, belum lama ini.

Pupuk, pala, vanili, cengkeh dan hasil bumi lainnya termasuk rempah-rempah jadi komoditas ekspor perusahaan yang dipimpin Ade mulai dari 2010 lalu dan  Dia yang juga bekerja di bidang konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Surya tersebut akhirnya lebih fokus untuk menjalani usaha ekspornya itu. Berbagai produk didatangkan dari sejumlah daerah. Pinang dan kemiri dari Aceh, vanili dari Probolinggo dan Lombok, pupuk produksi di Aceh, cengkeh dari Pekanbaru, Medan dan Palembang.

Khusus untuk vanili, dia langsung memantau ke pemasok di daerah tersebut. Menurutnya, vanili asal Jawa dan Lombok lebih wangi, lantaran tumbuh di dataran tinggi, tepat untuk tumbuhan itu. Untuk vanili, yang paling digemari adalah jenis planivolia yang biasanya dipesan antara 20 ton hingga 100 ton untuk perusahaan bakery atau es krim.

Untuk ekspor cengkeh, Ade menyebut diekspor ke India, Maroko, Arab. Vanili ke India dan Maroko. Pinang ke Pakistan, sedangkan pupuk, kecuali Papua, dikirim ke seluruh wilayah Indonesia.  

Sebelum dikirim, seluruh barang akan dicek lebih dulu tingkat kelembabannya, mencegah terjadinya penjamuran. Pasalnya, akan sangat fatal bagi pengusaha jika hal tersebut terjadi lantaran akan masuk daftar hitam (black-list) dan tidak diperkenankan beroperasi selama lima tahun.

Dalam seminggu kata Ade, pemesanan bisa antara tiga sampai empat kali terjadi dengan jumlah pemesanan mencapain50 ton. Namun biasanya, pemesanan dilakukan dengan sistem kontrak. "Misalnya kontrak setahun, pembeli akan menentukan berapa kali pengiriman dilakukan dalam setahun itu dan berapa banyak sekali kirim. Kalau kiriman lewat jalur laut, shipping," ucapnya.

Untuk pemesanan, pihaknya akan langsung menghubungi perusahaan rekanan lainnya, memesan langsung ke pemasok atau pengepul langsung. Barang yang akan dikirimkan akan dikemas lebih dulu di gudang di Binjai atau Belawan.

Untuk urusan penjemuran, pengemasan (packing dan packaging), Ade dibantu  tiga karyawan. Sementara itu, dia bertugas untuk pemasaran atau dalam hal lobi-melobi.

Dia menjelaskan, harga komoditas tersebut sudah ditentukan. Jadi selanjutnya, tinggal dia melakukan negosiasi ke perusahaan lain atau pemasok soal penentuan harga jual yang tentunya lebih rendah dari harga pasaran.

Apa lagi dengan kondisi kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kata dia,, cukup menguntungkan bagi eksportir termasuk dia. "Berarti (dollar naik) kita malah diuntungkan. Untik komoditi kita yang diuntungkan. Tapi memang kami harus bayar PPN sebanyak 10%," ucapnya.

Dari hasil ekspor tersebut kata Ade, perusahaan bisa memperoleh keuntungan paling sedikit Rp100 juta setiap bulannya. "Makin banyak pesanan tentunya kamu makin diuntungkan," ucapnya.(UKM05)


Tags

1 Komentar

* Nama
* Email
  Website
* Komentar Note: HTML tidak diterjemahkan!
Masukkan kata ke dalam box:
Portal UKM Kota Medan © 2025. Alcompany Indonesia.
All Rights Reserved