Kede Bubur Legendaris di Medan Pertahankan Resep Keluarga Turun Temurun

Kede Bubur Legendaris di Medan Pertahankan Resep Keluarga Turun Temurun

Diposkan: 17 Aug 2019 Dibaca: 1316 kali


 

UKMKOTAMEDAN.COM, MEDAN-Selain lontong Medan, di Kota Medan yang multikultural ini juga ada sarapan yang kerap menjadi pilihan masyarakat yaitu bubur ayam. Nah, di sudut kota ini ada satu tempat sarapan bubur selain menghidangkan menu rasa enak, sehat juga legendaris.

Kedai Bubur namanya, terletak di Jalan Mangkubumi No.16 A, A U R, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan.

Kedai ini persis berhadapan dengan Hotel Hermes, tidak jauh dari Gedung Juang 45 yang  berada di Jalan Pemuda No 17 Medan.

Agustiar (35) Owner Kedai Bubur ini merupakan generasi ke 3 setelah orang tuanya dan pamannya.

Diceritakanya, Kedai Bubur ini berdiri sejak tahun 1949 oleh kakeknya bernama Ayyim. Kedai Bubur ini berdiri setelah 4 tahun Indonesia meraih kemerdekaan dari tangan penjajahan.

"Sebelum kemerdekaan kakek saya  adalah koki membuat makanan pada masa itu,  setelah merdeka 4 tahun kakek saya mencoba berdagang bubur ayam dan bertahan sampai saat ini. Saya sudah generasi ke -3," ungkapnya.

Dijelaskannya, sejak Kedai Bubur didirikan menu khasnya adalah bubur ayam tidak ada yang lain. Namun karena perkembangan zaman dimana kuliner semakin bervariasi, ia menambahkan sejumlah menu untuk menambah pilihan pengunjung.

"Awalnya Kedai Bubur ini berada di Jalan Bogor simpang Jalan Selat Panjang numpang di warung kopi. Seiring waktu di tahun 1974 orang tua dan paman saya meneruskan usaha ini. Dan punya rezeki membeli rumah di Selat Panjang dan bertahan sampai saat ini," katanya.

Di Medan saat ini ada 2 Gerai yang dapat dijadikan pilihan oleh pengunjung. keduanya tidak ada yang berbeda dari segi rasa, karena resep dan penggunaan bahan baku masih dipertahankan secara turun-temurun.

"Di Medan ini ada  dua Gerai untuk yang di Mangkubumi ini dibuka sebagai cabang pada tahun 2007," katanya.

Ia sendiri mau meneruskan usaha bubur legendaris ini karena beberapa faktor.

"Dulu kebetulan saya tidak pintar di bidang pendidikan, semester lima kuliah di Jakarta saya tidak lanjutkan lagi, saat ini saya pun  memutuskan kembali ke Medan," kenangnya mengingat masa lalu.


Ia pulang ke Medan 2006 dan ia mulai merintis Kedai Bubur dengan resep warisan kakeknya itu pada tahun 2007 lalu.

Ia fokus dengan resep dan bahan baku dan cara masak yang diterapkan oleh kakeknya dulu. Dan Kedai Bubur inipun kini kerap menjadi tempat nostalgia para pelanggan Kedai Bubur. "Mereka datang ada yang bawa cicit, ada juga bawa cucu, pokoknya kalau mereka itu pelanggan lama selalu bilang ke saya bahwa mereka sudah lama sekali kenal dengan bubur di kedai ini," ungkapnya.

Saat ini dikatakan pria keturunan Tionghoa ini ada banyak varian, ada bubur ayam, bubur ikan (gabus sekarang kerapu), ayam kampung rebus, cakue, ada mie ayam dan nasi ayam Hainan.

"Memang ada yang bilang untuk rasa ada  berbeda sedikit dari buatan kakek saya,  ada juga yang bilang sangat sama. Pelanggan lama masih ada yang datang. Dan bahkan kerap menceritakan nostalgia masa dulu pernah mencicipi bubur ayam buatan kakek saya," ungkapnya lagi.

Bubur ayam disini menggunakan kaldu ayam dan toping yang sederhana tetapi membuat perut penikmatnya nyaman. Kuah kaldu yang segar dan irisan ayam kampung rebus juga ada kuning telur setengah masak diselipkan di dalam bubur membuat sensasi tersendiri saat mencicipinya.

Untuk pemasaran selain offline juga menggunakan sistem online, dikatakanya pihaknya harus mengikuti perkembangan zaman agar terus dapat bertahan ditengah tingginya pertumbuhanan kuliner di Kota Medan.

"Kita hanya menjaga kualitas dan mutu  setiap hari lumayan ramai, kita buka jam 07.00 sampai pukul 16.00 WIB," katanya.(UKM06)

 


Tags

0 Komentar

* Nama
* Email
  Website
* Komentar Note: HTML tidak diterjemahkan!
Masukkan kata ke dalam box:
Portal UKM Kota Medan © 2024. Alcompany Indonesia.
All Rights Reserved