Industri Farmasi, Kosmetik dan Jamu Didorong Manfaatkan Bahan Baku Alam

Industri Farmasi, Kosmetik dan Jamu Didorong Manfaatkan Bahan Baku Alam

Diposkan: 10 Jul 2018 Dibaca: 907 kali


UKMKOTAMEDAN.COM, JAKARTA- Industri farmasi nasional didorong menciptakan produk biofarmasi dengan memanfaatkan sumber bahan baku alam. Hal ini mengingat besarnya potensi yang ada di dalam negeri.

“Kedepan, biofarmasi akan menjadi solusi. Untuk itu, kita harus bisa mengoptimalkan kekayaan hayati yang kita miliki. Selanjutnya, riset dan pengembangan yang lebih intens juga harus terus dilakukan,”ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Pembukaan Pameran Industri Farmasi,Kosmetik dan Jamu di Plasa Pameran Industri, dilansir dari laman kemenperin.go.id, Selasa (10/7/2018).

Disebutkannya, guna memacu tumbuhnya inovasi produk di sektor industri, pemerintah tengah memfasilitasi pemberian insentif. “Kemarin, ketika rapat terbatas dengan Bapak Presiden, salah satu yang akan didorong adalah biofarmasi. Jadi, daya saing industri ini akan dipacu dengan menciptakan subsitusi impordan membangun pabrik bahan baku obat di Indonesia,"ujarnya.

Pihaknya mencatat, industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional tumbuh sebesar 6,85 persen pada tahun 2017. Sedangkan, industri bahan kimia dan barang kimia termasuk didalamnya industri kosmetik dan bahan kosmetik mengalami pertumbuhan sebesar 3,48 persen.

“Industri tersebut pada tahun lalu diketahui memiliki kontribusi sebesar Rp 67 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) Tanah Air,” ungkapnya.

Dalam even Pameran Industri Farmasi, Kosmetik dan Jamu tahun 2018 diikuti sebanyak 45peserta yang terdiri dari 22 perusahaan farmasi, 10 perusahaan jamu, dan 13 perusahaan kosmetik serta dua balai besar milik Kemenperin. Even yang bertujuan mempromosikan produk industri farmasi, kosmetik, dan jamu yang telah berkualitas dan sesuai standar  ini berlangsung pada 10 hingga 13 Juli 2018.

Sementara Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi Ferry A Soetikno mengungkapkan, Indonesia memiliki keragaman hayati yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku dari biofarmasi. Namun demikian, industri perlu terus melakukan riset untuk pengembangan inovasinya.

“Biodiversitas Indonesia terbesar di dunia, ada kunyit, temu lawak, kayu manis, tapi kita mulai cari yangmemiliki nilai tambah yang lebih tinggi. Kemudian ada lagi bioactive fraction atau fraksi-fraksi yangmempunyai kemampuan biologi pada indikasi kesehatan tertentu,” ujarnya.(***/UKM01)


Tags

0 Komentar

* Nama
* Email
  Website
* Komentar Note: HTML tidak diterjemahkan!
Masukkan kata ke dalam box:
Portal UKM Kota Medan © 2024. Alcompany Indonesia.
All Rights Reserved