Demi Menghidupi Keluarganya, Nurhayati Berjualan Pecal Keliling Puluhan Tahun

Demi Menghidupi Keluarganya, Nurhayati Berjualan Pecal Keliling Puluhan Tahun

Diposkan: 20 Sep 2019 Dibaca: 556 kali


UKMKOTAMEDAN.COM, MEDAN- Nurhayati (56) warga Jalan Sei Bahorok no 45 Medan mengaku tidak pernah jemu berjualan pecal dan sejumlah jenis mie. Ini dikatakanya karena tekadnya ingin menghidupi anak-anaknya dan cucunya.

Wanita yang terbilang sudah tidak muda ini mengaku merintis usaha pecal ini sudah dari 16 tahun lalu. Dimulai berjualan keliling dnegan cara menaruh jualan diatas tampi (wadah bundar terbuat dari rotan) kemudian ditaruh diatas kepalanya.

Saat itu, ia tidak sedikit pun merasakan malu atau sungkan mengerjakan usaha yang dinilainya saat ini sungguh melelahkan. Karena ia harus berkeliling dengan berjalan kaki mulai Petisah, Medan Plaza dan juga kawasan sekiling Medan Petisah.

"Dulu saya jualan pecalnya berkeliling, jalan kaki, tampah di kepala, capek memang tapi tidak bisa bilang begitu karena banyak membutuhkan hasil kerja saya," ucapnya dengan nada lirih.

Nurhayati, yang akrab disapa Mak Mer ini menyatakan ia merupakan tulang punggung, suaminya sudah lama sakit-sakitan, sehingga ia harus kuat dan terus menjabani usaha menjual pecal.

Istimewanya, pecal Mak Mer ini cukup digandrungi oleh masyarakat. Selain bumbu kacangnya, bakwan berukuran besar buatannya selalu memanggil selera.

"Saya bumbu buat sendiri, begitu juga dengan bakwan, masih dengan cara tradisional, saya tumbuk kacangnya di lesung, bukan digulingkan dipajak. Sekarang kan banyak penjual pecal membuat bumbunya digilingkan di pajak," katanya.

Kemudian tahun ke 8 ia beli sepeda, niatnya mempermudah, tapi karena sepedanya jelek dan ringkih, akhirnya tak lama dia gunakan sepeda kayuh itu patah.

Iapun mencari cara untuk melanjutkan jualan pecalnya. Dan ia dapatkan lapak di dalam kawasan Masjid Al-Jihad Jalan Abdullah Lubis Medan. Disana ia berjualan 5 tahun. Langganannya pun semakin banyak. Apalagi masjid tersohor di Medan ini sangat banyak pengunjungnya.

Ia buka mulai pukul 11.00 wib hingga pukul 21.00 WIB. Tidak pernah sepi pembeli. Hampir semua pengunjung masjid sudah sangat akrab dengan pecalnya. Harganya juga murah. Hanya Rp15 ribu porsi besar. Kalau porsi kecil disesuaikan dengan permintaan konsumen.

Saat ini diakuinya, kendala terbesar adalah harga kebutuhan pokok yang naik turun dan cenderung mahal.

"Cabai itu yang buat saya stres, mahalnya gak ketulungan, padahal cabai ini bahan penting untuk jualan saya," katanya.

Ia berharap usahanya lancar, sukses dan memohon bantuan dari pihak terkait agar ia mendapat bantuan gerobak yang layak.(UKM06)


Tags

0 Komentar

* Nama
* Email
  Website
* Komentar Note: HTML tidak diterjemahkan!
Masukkan kata ke dalam box:
Portal UKM Kota Medan © 2024. Alcompany Indonesia.
All Rights Reserved