Berhenti dari Tukang Bangunan, Amal Tekuni Usaha Rehal Al-qur'an

Berhenti dari Tukang Bangunan, Amal Tekuni Usaha Rehal Al-qur'an

Diposkan: 11 May 2019 Dibaca: 768 kali


 

UKMKOTAMEDAN.COM, MEDAN- Amaluddin (34) warga Medan Tembung membuka usaha Rehal Al-qur'an. Rehal (penyangga/tempat baca) Al-qur'an yang dibuatnya sendiri hanya menggunakan triplek dan sedikit kemampuan menggunakan alat potong.

Amaluddin yang biasa disapa amal ini mengaku merintis usaha Rehal Al-qur'an ini dikarenakan merasa tidak ada perubahan hidup atau tidak sejahtera selama bekerja sebagai pekerja bangunan ruko disalah satu CV yang bergerak dibidang bangunan di Medan.

"Saya harus keluar karena gini-gini aja hidup saya. Resikonya juga tinggi karena saya bekerja membangun bangunan ruko. Parahnya lagi tidak ada kepedulian jika kita mengalami kecelakaan jadi lebih baik berhenti saja," ungkapnya.

Bekerja membangun ruko diakuinya sudah dilakoninya selama 5 tahun. Pada 3 bulan lalu iapun memutar otak untuk membuka usaha yang cocok buatnya. Ternyata jika manusia ingin berusaha ada saja jalan yang diberikan Allah SWT.

Saat ia duduk-duduk ia melihat ada penjual rehal keliling melintas kemudian ia melihat-lihat rehal milik si penjual Rehal keliling itu, ia perhatikan detailnya dan dilanjutkannya dengan membuat sendiri di kediaman orangtuanya di Medan Tembung.

"Awalnya saya buat 20 buah rehal dan saya pasarkan di depan rumah kakak saya di jalan Denai tepatnya di samping kampus UMSU ternyata tidak disangka ada peminatnya," katanya.

Kemudian Amal mengaku terus memproduksi dengan modal di awal Rp2 juta. Ia beli triplek, cat dan alat pemotong lainnya.

"Modal saya hanya Rp2 juta itupun saya  peroleh bantuan pinjaman dari ekonomi ummat dari salah satu Masjid di Medan. Kita diberi keringanan dengan mencicil semampu kita saja," ucapnya dengan wajah tampak bersyukur.

Adapun kendala yang ia hadapi  Terletak dari peralatan. Saat ini dalam pembuatan rehal miliknya ini hanya menggunakan  mesin sederhana dan terbatas sehingga ia kerap mengerjakan banyak dengan cara manual.

Untuk memperoleh satu kodi (20 rehal) ia harus menghabiskan waktu 1 Minggu.

"Untuk harga rehal ini hanya Rp35 ribu sampai Rp55 ribu (tergantung ukuran besar-kecil)," katanya.

Untuk pemasaran selain memegangnya di pinggir jalan, rehal ini juga di pasarkan di onlineshop shopee tetapi diakuinya sampai saat ini lebih banyak yang laku pada penjualan offline. Selama 3 bulan khususnya di bulan ramadhan ini sudah habis hingga 30 buah rehal.

Sementara itu ia berharap agar usahanya maju  dan berkembang dan ia menginginkan agar rehal ini bisa sampai di luar negeri.(UKM06)

 

 


Tags

2 Komentar

* Nama
* Email
  Website
* Komentar Note: HTML tidak diterjemahkan!
Masukkan kata ke dalam box:
Portal UKM Kota Medan © 2024. Alcompany Indonesia.
All Rights Reserved