Berawal Cemilan Lebaran, Dodol Singkong Pak Jumali Jadi Langganan Hotel hingga Pekanbaru

Berawal Cemilan Lebaran, Dodol Singkong Pak Jumali Jadi Langganan Hotel hingga Pekanbaru

Diposkan: 17 Sep 2018 Dibaca: 1097 kali


UKMKOTAMEDAN.COM, MEDAN-Kebiasaan keluarga Safti Ermayani (37 tahun) membuat dodol ubi atau singkong menyambut Idul Fitri rupanya menjadi jalan bagi keluarga yang berdomisili di Jalan Petumbukan Desa Tanah Merah Kecamatan Galang Kabupaten Deliserdang ini untuk berwirausaha.

Selanjutnya, secara bertahap mereka memproduksinya sebagai panganan yang kini dikenal sebagai salah satu makanan khas Kota Galang.

Kini, tidak hanya dijual di lingkungan tempat tinggalnya, pelanggan dari sekitar Deliserdang hingga kawasan lain di Sumut hingga provinsi tetangga Riau juga ikut menjadi reseller produk rumahan tersebut.

Safti Ermayani mengatakan, produksi dodol dilakoni sejak 2002 silam awalnya khusus hanya untuk konsumsi pribadi. Ubi hasil kebun milik orang tuanya, Jumali (72 tahun) dan Kasmi (68 tahun) yang lebih dari cukup digunakan sebagai bahan baku.

Menurutnya, kendati sebelumnya memproduksi dodol dari bahan ketan putih atau pulut, bahan baku tersebut dirasa kurang sehat untuk dikonsumsi sebagai orang. "Kalau dari ubi atau singkong kan lebih sehat, bisa dimakan semua orang, tua dan muda karena aman di lambung dan kadar gulanya rendah. Apalagi singkong kaya akan vitamin," ujarnya kepada ukmkotamedan.com, Senin (17/9/2018).

Dari situ, produksi dodol singkong berlanjut. Tidak hanya menjadi konsumsi keluarga, dodol yang sebelumnya dinamakan Dodol Singkong Tanah Merah mulai ditawarkan kepada tetangga sekitar rumah. Respons yang didapat, kata ibu dua anak ini, cukup positif.

Bahkan, tidak hanya tetangga, untuk acara pesta, dodol yang kini dia produksi bersama sang ibu itu juga acap dipesan. Pelanggan perlahan-lahan bertambah. Belum lagi saat ada keluarga atau kerabat yang berkunjung, ada saja yang berkenan membawa panganan khas yang dikemas plastik tersebut pulang untuk di jual ke sekolah, perkantoran dan lainnya.

"Awalnya namanya Dodol Singkong Tanah Merah karena kami ingin mempromosikan daerah tempat tinggal kami yang belum banyak orang tahu. Tapi setelah itu, orang tahu bahwa Tanah Merah punya makanan khas. Awalnya  masih dikemas dengan plastik biasa," ujar alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tersebut.

Di tahun 2016, berkat penyuluhan dari Dinas Koperasi dan UKM Deliserdang, Safti bersama sang ibu memutuskan untuk membuat dodol tersebut dalam kemasan bermerk. Saat itulah, nama Dodol Singking Tanah Merah diganti menjadi Dodol Singkong Pak Jumali yang telah mengantongi izin P-IRT.

"Karena saya ingin orang tahu bahwa ayah saya yang membuat dodol ini, kendati sekarang tidak lagi dan jadi saya yang meneruskan bersama ibu," ucapnya.

Di awal, untuk pengemasan dan izin merk, Safti dibantu Dinas Koperasi dan UKM Deliserdang. Namun untuk berikutnya, dia harus merogoh kocek untuk kemasan dodol tersebut. "Untuk kemasan kami pesan dua ribu lebih, modalnya Rp5 juta," kata dia.

Bahkan kata dia, dinas tersebut juga membantu mereka agar produk mereka yang awalnya cuma tahan lima hari, sekarang menjadi layak dikonsumsi lebih dari dua pekan usai produksi. "Diajari cara mengolah dan pengemasannya agar lebih tahan lama," jelasnya.

Untuk singkong sebagai bahan pembuat dodol, menurut Safti, selain dari kebun sendiri, dia juga memasok dari petani lain serta agen dengan minimal 10 Kg hingga 25 Kg sekali pesan. Untuk produksi, menurutnya yakni antara 30 Kg hingga 50 Kg ubi dalam sepekan. Kata dia, sedikit-banyaknya produksi tergantung jumlah pemesanan.

Saat ini, ada dua kemasan dodol yang dipasarkan yakni dalam bentuk blok dengan berat 1Kg dengan harga Rp45 ribu dan kotak berisi 19 potong dodol berukuran kecil l dengan harga Rp20 ribu. Untuk varian rasa ada tiga jenis yakni Dodol Singkong Original, Dodol Singkong rasa Durian dan Dodol Singkong dengan taburan Wijen

Saat ini, produk Dodol Singkong Pak Jumali sudah mengisi sejumlah gerai oleh-oleh di Hotel Wing, Bandara Internasional Kualanamu dan Mal Deliserdang. Tidak itu saja, perempuan yang biasa disapa Erma itu juga membuka kios di depan rumahnya.

Erma juga setiap bulan mengirim 10 Kg hingga 15 Kg produknya ke Pekanbaru untuk dijual kembali di sana. Untuk pengiriman, dia menggunakan jasa transportasi darat.

Perkembangan teknologi membuat Erma kini punya cakupan lebih luas memasarkan produknya. E-commerce seperti blanja.com, https://dodol-singkong-pak jumali.business.site, diskopukm.deliserdangkab.go.id, Instagram, Facebook, hingga blog pribadi dodolsingkong.blogspot.com, menjadi sarana pemasaran selain lewat cara konvensional mulut ke mulut. Bagi yang berminat juga bisa menghubungi langsung ke nomor ponsel Erma +6285261757641 yang juga sebagai nomor WhatsApp.

Saat ini, keluarga Erma menjadikan usaha tersebut sebagai penghasilan utama. Apa lagi, perbulan mereka mendapatkan omset minimum Rp4 juta-Rp5 juta. "Belum lagi saat jelang lebaran, omset bisa naik 50%, Alhamdulillah," ucapnya.

Ke depan, Erma berharap bisa semakin memantapkan usaha keluarganya yang kini menjadi salah satu panganan khas Kota Galang tersebut agar makin dikenal masyarakat luas.(UKM05)

 


Tags

0 Komentar

* Nama
* Email
  Website
* Komentar Note: HTML tidak diterjemahkan!
Masukkan kata ke dalam box:
Portal UKM Kota Medan © 2024. Alcompany Indonesia.
All Rights Reserved