Baru 14% UMKM Masuk e-Commerce, Kenapa?

Baru 14% UMKM Masuk e-Commerce, Kenapa?
ilustrasi

Diposkan: 01 Jul 2019 Dibaca: 504 kali


UKMKOTAMEDAN.COM, JAKARTA -  Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan hingga saat ini masih banyak usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang belum bergabung dengan e-commerce. 

Dari 58 juta UMKM yang ada di Indonesia, UMKM yang bergabung dengan e-commerce baru sebanyak 8 juta. Angka ini setara dengan 14%.

"Targetnya kan sudah [tercapai] 8 juta kemarin. Di platform itu sudah melebihi. Tapi kan jumlah UMKM kita banyak. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 58 juta. Tapi kita baru 8 jutaan lebih sekarang ini," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan, dalam acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Fasilitasi UMKM Go Online dengan Shopee, Senin (1/7/2019).

Kominfo sejatinya sudah menginisiasi Program UMKM Go Online sejak setahun lalu. Adapun market place yang sudah digandeng diantaranya, Tokopedia, Bukalapak, Blibli.com, Blanja.com dan Shopee. Kerja sama ini dilakukan guna menambah banyak jumlah UMKM yang menjual dagangannya via e-commerce.

"Mereka [e-commerce] punya program yang terkait UMKM Go Online. Kami beri bantuan memperkenalkan dengan pemda-pemda, misalnya," ungkap Samuel.

Namun demikian, Samuel menjabarkan Go Online saja tidak cukup. E-commerce harus mampu membuat produk-produk lokal meningkatkan penjualannya. Salah satu caranya, menurut Samuel, ialah dengan membagikan data tren produk apa yang dicari pembeli. Sehingga produk tersebut bisa disediakan oleh pelaku usaha.

"Yang namanya platform kan punya data base (big data), bagaimana sih karakteristik tren kali ini. Jangan produk yang tidak disukai terus diproduksi akhirnya tidak bisa dijual," ucap Samuel.

Tren penjualan di e-commerce saat ini dari waktu ke waktu semakin mudah. Bahkan, seorang kurator/agregator bisa menjual barang tanpa memproduksi barangnya. Kesulitan yang ada di industri e-commerce saat ini adalah persaingan.

"Yang susah menurut saya memang persaingannya makin besar. Makanya perlu data-data tambahan kepada UMKM supaya mereka bisa bersaing lebih bagus di dalam marketnya. Itu harus ada feedback dari platform. Platform memberikan," jelas Samuel.

Samuel mengakui hingga saat ini belum ada platform e-commerce yang memberikan data kepada pelaku usaha terdaftar. Padahal, kata Samuel, platform juga memiliki kepentingan. Hal itu sudah dilakukan market place di negara-negara lain. Menurut Samuel, Indonesia harus mampu menjadi seperti negara-negara tersebut.

"Sales terjadi di platformnya, untuk sales bisa terjadi harus ada produk-produk yang disukai oleh komunitasnya. Yang tahu belanja di komunitas ini kan mereka [platform] seleranya bagaimana," tutupnya. (*)

Sumber : CNBC Indonesia

 


Tags

0 Komentar

* Nama
* Email
  Website
* Komentar Note: HTML tidak diterjemahkan!
Masukkan kata ke dalam box:
Portal UKM Kota Medan © 2024. Alcompany Indonesia.
All Rights Reserved