UKMKOTAMEDAN.COM, MEDAN- Semangat, perjuangan dan kerja keras Agus Steven bersama istri, Herni berbuah manis. Bagaimana tidak, usaha yang dirintis pemilik usaha makanan ringan dengan investasi satu karung tepung itu, kini memiliki puluhan karyawan.

Awalnya,  pasangan suami istri ini membangun bisnis makanan ringan sekira delapan tahun silam. Saat itu,  sebut warga Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang ini, langsung turun tangan mengelola usaha tersebut mulai dari produksi hingga pemasaran.

“Sidikit-sedikitlah. Awalnya dari satu sak tepung. Satu hari satu sak. Pertama dijual ke distributor dan sama kawan-kawan. Pelan-pelan permintaan meningkat hingga akhirnya juga karyawan juga bertambah,”ujar pemilik merk Cap Salam ini.

Usaha makanan ringan ini sebenarnya bukan hal baru bagi Agus. Sebab bisnis serupa pernah dijalani orangtuanya sekira 40 tahun silam. Namun, karena kondisi ekonomi keluarga besarnya yang tidak memungkan untuk terus mempertahankan usaha tersebut, membuat usaha tersebut akhirnya bangkrut.

Berbekal ilmu yang dimiliki dari almarhum ayahnya,  ditambah dengan sentuhan inovasi Agus pun kembali membangun usaha serupa.

“Karena dulu orangtua sudah pernah buat, jadi kita tau, caranya. Cuman resepnya saja yang diganti-ganti. Sudah tau trik dan caranya,”ujarnya.

Agus mengaku dalam mengelola bisnis ini tidak selamanya berjalan mulus seperti impiannya. Sebab banyak  barang yang dititipkannya ke distributor atau teman-temannya tidak dibayar. Nilainya juga bervariasi mulai Rp 800 ribu hingga puluhan juta rupiah.

Namun hal tersebut, tidak membuatnya mundur, melainkan membuatnya semakin tertantang. Keduanya pun semakin gigih berusaha. Tidak heran, perjuangan dan semangat tersebut membuat bisnis, selalu bertumbuh. “Usaha memang giatlah, terus dan terus. Makin lebar, dari nggak ada mobil.  Beli mobil pick up, dulu kan masih di sekitar sini, Pakam makin lebar makin dicari orang,”ujarnya sambil tersenyum.

Untuk diketahui, beragam makanan ringan dengan brand Cap salam ini, seperti untir-untir ada  raja manis,  donat wijen, donat gelang, bolu. Bahkan Agus mengaku terus melakukan inovasi, agar konsumen tidak jenuh dengan produk yang ditawarkan.

Dalam membangun bisnis sebut Agus, satu hal yang terpenting, selain keyakinan, usaha yang dijalani juga harus dijiwai. “Betul-betul tekun lah. Kita harus, dagang ini mau dijiwai gitu. Terus sama Tuhan mau dekat. Itu perlu kita, kita pun nggak tahu di cari orang-orang sama langganan gitu caranya pemasaran,”imbuhnya.

Aneka makanan ringan dipasarkan ke berbagai daerah seperti Nias Medan, Aceh Siantar. Seiring perjalanan waktu tersebut, usaha makanan ringan tersebut, kini mampu menyerap puluhan tenaga kerja baik harian maupun borongan. (UKM01)