UKMKOTAMEDAN

Keterampilan merajut belakangan ini semakin diminati. Tidak heran, kelas untuk skill yang satu ini terus bertumbuh. Disisi lain, para pecinta rajut terkendala mendapatkan benang yang dibutuhkan, karena harus memasok dari pulau Jawa.

Peluang ini yang kemudian ditangkap Komunitas Ringroad Craft Medan, menyediakan aneka benang untuk kebutuhan merajut. Sehingga bisa memudahkan perajut dalam mendapatkan bahan baku termasuk juga peralatannya di gerai Ringroad Craft Medan yang berada di kawasan Jalan Balam Gang Silalahi ini.

“Ini bermula banyaknya peminat rajut,  tapi besarnya biaya jika beli per kg dari Jawa. Karena rata-rata benang rajut ini didatangkan dari Jawa, jika beli dalam skala besar kan lebih murah. Kalau beli sedikit, mahal diongkos. Tujuan kita agar penghobi rajut mudah untuk mendapatkan bahan baku,”ujar Koordinator Ringroad Craft Medan, Andriyani Silalahi, Sabtu (19/5/2018).

Dini sapaan akrab Andriyani Silalahi, menyebutkan gerai yang hadir sejak tahun 2010 silam bertujuan untuk membantu perajut untuk mendapat aneka benang di satu tempat. Karena gerai tersebut, tidak hanya menyediakan benang produksi lokal, namun juga benang impor. Hanya saja untuk produk impor ini,  jumlahnya tidak banyak..

Sedangkan untuk harga benang yang dipasarkannya, tidak beda dengan di pasar tradisional. “Karena kita mendekati harga dari sumber, mungkin lebih mahal sedikit ya. tapi kita disini lebih lengkap dan tidak perlu nyari-nyari lagi,karena disini satu tempat. Kalau di Pusat Pasar kan untuk kulakan, tapi kita jual juga untuk kulakan dengan grosir,”ujar Dini yang ingin mengadakan bazar benang, untuk membantu perajut agar tidak kesulitan mendapatkan benang.

“Di Ringroad Craft, kita juga menyedikan kelas merajut. Jadi yang mau belajar, bisa mendapatkan bahan disini. Jadi tidak harus jauh-jauh beli benang. Selain itu, disini juga ada alat-alat  rajut. Saya sebenarnya kepengen semua bahan-bahan  untuk handmate ada disini, tapi ini baru benang untuk rajut,”ujarnya.

Sejauh ini Dini mengaku kostumernya datang dari berbagai daerah. Seperti Aceh, Dumai, Riau, Pekanbaru, Batubara dan Rantau Parapat. “Kedepan, saya berusaha untuk melengkapi yang biasa dipakai untuk digunakan untuk rahutan ini,”ujarnya. (UKM01)