Produk Kebudayaan Daerah Tertinggal Dipromosikan di Expo Asian Games 2018

Produk  Kebudayaan Daerah Tertinggal Dipromosikan di Expo Asian Games 2018

Diposkan: 22 Aug 2018 Dibaca: 609 kali


UKMKOTAMEDAN.COM, JAKARTA – Produk kebudayaan daerah tertinggal dipromosikan di Expo and Conference Asian Games 2018 di halaman Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Salah satunya, tenun ikat khas Desa Patawang, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.

"Isu daerah tertinggal yang paling pokok adalah isu ekonomi, infrastruktur, dan sumber daya manusia. Dengan adanya promosi budaya ini, kami ingin mendorong adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal dengan pendekatan budaya,"ujar Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal  PDT Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Samsul Widodo, dilansir dari laman kemendesa, Rabu (22/8/2018).

Perluasan jejaring promosi dengan komunitas, kata Samsul, juga penting untuk dilakukan. Terkait hal tersebut, Ditjen PDT bekerjasama dengan startup seperti Caventer dan Wanderlust untuk mengembangkan desa-desa wisata di daerah tertinggal. Komunitas-komunitas tersebut digandeng karena memiliki perhatian khusus pada konsep ekoturisme.

"Bersama Caventer, kami terus mempromosikan produk-produk budaya dari daerah tertinggal. Pada bulan November mendatang kami juga merencanakan kerja sama dengan desainer Merdi Sihombing untuk menggelar Eco Fashion Week. Kalau mereka bisa mendapatkan penghasilan dari apa yang mereka lakukan, maka mereka akan merawat apa yang mereka lakukan," sambungnya.

Hosea, perajin tenun ikat Sumba Timur, mengatakan, telah menyiapkan tenun ikat khas Desa Patawang untuk diperlihatkan kepada para atlet dan tamu yang datang ke Expo and Conference Asian Games 2018. Produk budaya tersebut adalah karya orisinal ibu-ibu yang berisi para perajin tenun ikat.

"Keistimewaan tenun ikat Desa Patawang dan Pau ini adalah pewarna alami yang kami gunakan. Dari 5 jenis kain, motif Patawang atau Pau tidak bisa dikerjakan di beberapa tempat. Salah satu yang terkenal adalah motif Patularatu untuk bangsawan," ungkapnya.

Para pengunjung nantinya dapat belajar dan praktik cara menenun songket dan ikat. Mereka akan didampingi para perajin yang datang langsung dari Desa Patawang. Sebagai kenang-kenangan, para atlet dan pengunjung dapat berfoto langsung dengan kain-kain yang disiapkan. Mereka juga dapat membeli tenun ikat tersebut dengan harga yang beragam.

Program Director Caventer, Fitri Ningrum mengapresiasi langkah Kemendes PDTT yang berkomitmen mempromosikan produk budaya yang sarat dengan nilai adat. Momen ini sejalan dengan visi dan misi Caventer yang berupaya untuk mengedukasi dan promosi desa wisata di daerah tertinggal. (*/UKM01)

 

Sumber: kemendesa


Tags

0 Komentar

* Nama
* Email
  Website
* Komentar Note: HTML tidak diterjemahkan!
Masukkan kata ke dalam box:
Portal UKM Kota Medan © 2024. Alcompany Indonesia.
All Rights Reserved